THRIVINMAGZ.COM – Lentera Kata, sebuah malam puisi hasil kerja sama Sindikat Komuniti dan juga Katalisator Muda Indonesia, berhasil dilaksanakan pada Jumat, 28 Agustus 2020 lalu.
Bertempat di Kopi Bang Prend, kedai kopi di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, acara ini benar – benar menjadi wadah yang baik untuk menampilkan puisi bagi siapapun yang hadir. Baik yang sudah siap dengan catatan di kertas maupun notes di smartphonenya, ataupun yang awalnya hadir sebagai penonton namun berakhir tergerak untuk ikut membacakan sajak.
Lentera Kata Hadir Dengan Isu
Lentera Kata pun membawa sebuah isu besar yang membalut malam tersebut, yaitu tentang kekerasan seksual. Isu ini akhirnya bukan hanya sebatas tema, namun menjadi ‘roh’ dari acara malam itu.
Saat memasuki area pendopo, tempat berlangsungnya acara, sudah terlihat dekorasi tulisan di kiri dan kanan lorong pendek berisikan tulisan yang menunjukan kalimat – kalimat yang biasanya terlontar mengelilingi isu dan kasus kekerasan seksual.
Satu area dalam pendopo tersebut menjadi panggung bagi setiap orang yang ingin menyampaikan apa yang telah mereka rangkai. Sorotan lampu berwarna merah menambah kuat nuansa dan mendukung suasana malam itu.
Lentera Kata: Malam Keberagaman
Keberagaman menjadi satu hal unik yang terlihat malam itu. Ada yang menyampaikan puisi dengan sedikit teatrikal, ada pula ada juga yang membacakannya dengan bahasa asing. Ada yang sudah sering menyairkan karya, ada yang menjadikan pendopo malam itu sebagai tempat pertama ia membacakan puisi miliknya.
Berbagai cara dilakukan untuk menuangkan isi hati berbentuk luapan kata bercampur emosi kala itu. Seperti tidak ada habisnya, orang silih berganti maju diselingi tepuk tangan dan apresiasi sesaat setelah puisi selesai dibacakan.
Video : Ayla Ayu Safitri
Tidak hanya itu, penampilan Sasina IKSI UI, Arsh Musik, dan Acil Yahya menjadi satu sajian hiburan lainnya.
Akhirnya, sekitar pukul 10 malam lewat, acara berakhir, semua kata telah dikeluarkan, namun tentunya, isu tentang kekerasan seksual tentunya tidak akan tenggelam begitu saja.
Dokumentasi dari luapan kata dan emosi bisa dilihat di laman instagram dari Lentera Kata, dan tentunya 50 puisi terpilih diabadikan menjadi sebuah buku.
“Untuk mengapresiasi para peramu kata di malam puisi Lentera Kata. Puisi yang dibacakan dan diunggah oleh para peramu kata akan dijadikan buku dan diberikan secara gratis kepada peramu kata yang tulisannya ada di dalam buku tersebut” Ucap Agilo, Co-Founder Sindikat Komuniti.
Vol.1 sudah benar – benar usai, dan kabar baiknya, Vol.2 akan segera dimulai. Jika berminat, persiapkan diri dan mari mulai menulis puisi. (Dimas)
One thought on “Lentera Kata: Malam & Wadah Luapan Kata – Kata dan Emosi”