THRIVINMAGZ.COM – Tak jarang adaptasi dari situasi akan melahirkan progress. Setelah dilaksanakan selama 7 tahun di Salihara, SIPFest yang selalu menampilkan seni pertunjukan yang mutakhir diadaptasi menjadi Musim Seni Salihara yang secara keseluruhan dilaksanakan secara daring. Sebagai komunitas kesenian, Salihara menjadi pioneer untuk menampilkan beragam jenis pertunjukan seni (tari, teater, musik, seni rupa) dalam format digital-first.
Musim Seni Salihara bukan pengganti atau bayang-bayang SIPFest karena bersifat daring/digital sepenuhnya. Dalam Musim Seni Salihara, untuk pertama kali kami memproduksi program-program yang hanya tampil sepenuhnya-dan-pertama-kalinya bersifat digital. Kegiatan ini juga dapat menjadi sarana publik untuk mendukung keberlangsungan kesenian serta para seniman. Dari inisiatif inilah dimulai digital presence Salihara untuk kini dan masa depan.
Mulai 12 sampai 23 September 2020 ini, para penikmat kesenian akan dimanjakan dengan karya-karya mutakhir dari dari para seniman-seniman panggung pertunjukan, serta diskusi tentang seni pertunjukan. Selain menikmati aneka penampilan kesenian, kami juga menyajikan katalog karya seni rupa yang merangkum karya instalasi ruang terbuka di Salihara Art Center setiap pada saat festival seni pertunjukan diadakan mulai dari 2008 hingga 2018.
Di Musim Seni Salihara, akan tampil performance-artist terkemuka, Melati Suryodarmo, yang akan menggubah lecture-performance-nya mengenai suatu refleksi pribadi tentang khazanah gerak dan tari Nusantara menjadi presentasi digital sepenuhnya. Serta Muhammad Khan dan Putri Ayudya yang akan menampilkan pembacaan sastra karya sastrawan-sastrawan penting tanah air yaitu Sapardi Djoko Damono dan Subagio Sastrowardoyo.
Para penampil dalam negeri di Musim Seni Salihara tentu saja adalah mereka yang sesuai dengan garis kuratorial SipFest, khususnya mereka yang muda dan terdepan dari disiplin masing-masing. Dari bidang musik, akan tampil tiga komposer muda dari khazanah musik kontemporer: Gatot Danar Sulistyanto, Gema Swaratyagita, dan Nursalim Yadi Anugerah. Dari bidang tari, akan tampil tiga koreografer muda: Ayu Permata, Eyi Lesar, dan Riyo Tulus Pernando.
Di bidang teater, akan ada Jim Adhi Limas dan yang bercerita tentang Roland Dubillard (1923-2011). Dubillard adalah salah satu penulis Prancis yang banyak bekerja untuk teater dan film Les Diablogue (1975) salah satu karya Dubillard yang hingga kini masih muncul di panggung-panggung teater Prancis. Les Diablogues berisi naskah-naskah pendek absurd dan sarat komedi gelap. (Kamil)
Baca juga Lentera Kata: Malam & Wadah Luapan Kata – Kata dan Emosi