THRIVINMAGZ.COM – Sukses menutup akhir tahun 2021 dengan single “Matahari”, unit indie rock asal Jakarta, Retlehs menghadirkan EP pertamanya yang diberi judul Satyr’s Satire bersama Sinjitos Collective.
Judul Satyr’s Satire untuk EP ini mengambil inspirasi dari Satir, makhluk manusia setengah kambing dari mitologi Yunani yang menurut Retlehs punya tabiat buruk hingga tidak berhasil mengendalikan berbagai hasrat dan aksinya yang merugikan makhluk lain.
Grup band yang dibentuk di Jakarta beranggotakan Hariara “Hara” Hosea (bass), Faizu Salihi (drum), dan Erlinda Anatasha (vocal) ini mempersembahkan 5 lagu dengan pengaruh musik alternatif shoegaze dan youthful angst pada EP Satyr’s Satire.
Kelima lagu dalam EP ini merupakan bagian pertama dari interpretasi Retlehs terhadap konsep klasifikasi dosa dalam ajaran agama Kristen yang populer ditemukan di berbagai produk budaya pop, The 7 Deadly Sins atau 7 Dosa Mematikan. Tracklist dalam EP ini diantaranya : St.Adella, Matahari, Kaki, Blue dan Matahari (Alternate Version).
Kelima track tersebut merepresentasikan the 7 deadly sins, “Blue” yang merepresentasikan dosa lust (hawa nafsu), “Kaki” mewakili dosa pride (kesombongan), “St. Adella” mewakili dosa envy (iri hati), “Matahari” yang merupakan rangkuman implikasi dari ketiganya.
“Blue” yang merupakan single utama dari EP ini yang juga merepresentasikan dosa hawa nafsu, bercerita tentang kekerasan seksual terhadap anak yang terjadi di institusi keagamaan. Trek ini juga ditulis oleh Erlinda Anastasha seusai menyaksikan film tentang pelecehan seksual karangan Tom McCarthy berjudul Spotlight.
Melalui lagu ini, Retlehs mengekspresikan amarah dan kekecewaannya pada tempat-tempat perlindungan yang dianggap suci, yang malah menjadi ruang bagi terjadinya kekerasan pada yang tak berdaya. Retlehs juga berencana untuk merilis satu lagi EP yang akan menyempurnakan lantunan kisah Satyr’s Satire. (Dzakiyyah Azzah)
Baca juga Nadhif Basalamah Rilis EP Perdananya,“Wonder In Time”
One thought on “Retlehs Lantunkan 7 Deadly Sins Melalui EP Terbaru Bertajuk “Satyr’s Satire””